Halaman
67
Ekonomi SMA/MA XI
Sumber : Tempo
Pajak merupakan salah satu kebijakan fiskal atau sering disebut pendapatan nasional pemerintah. Besar
kecilnya pajak berpengaruh terhadap besarnya pendapatan pemerintah.
Bab II
Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Ekonomi SMA/MA XI
68
Peta Konsep
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat :
1. menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan APBD;
2. mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan
daerah;
3. mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang fiskal serta
mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
Tujuan Pembelajaran
Anggaran Pendapatan Belanja Pemerintah dan
Kebijakan Anggaran
APBN
APBD
Kebijakan
Anggaran
Pengertian
Dasar
Hukum
Sumber
Pendapatan
Pengeluaran/
Belanja
Fungsi
APBD
Pengertian
Fungsi
Landasan
Hukum
Tujuan
Sumber
Pengeluaran/Belanja
Negara
Terdiri atas
Meliputi
Meliputi
69
Ekonomi SMA/MA XI
Pemerintah turut campur tangan di dalam kegiatan perekonomian nasional.
Tujuannya adalah untuk mempercepat pertumbuhan, memeratakan
pembagian pendapatan, menciptakan stabilitas perekonomian, menciptakan
lapangan kerja, dan memperbaiki posisi neraca pembayaran. Kalian harus
mengetahui instrumen apa yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam
campur tangan perekonomian tersebut. Oleh karena itu, pelajarilah dengan
saksama bab ini!
anggaran, pendapatan, belanja, negara, daerah, fiskal.
Seperti halnya rumah tangga keluarga, negara
memerlukan pendapatan untuk membiayai kebutuhannya
dalam menjalankan roda pemerintahan. Selain itu, melalui
APBN pemerintah dapat melakukan prioritas kegiatan yang
tentu saja bertujuan untuk memakmurkan masyarakat.
Negara memerlukan anggaran, baik penerimaan maupun
pengeluarannya. Untuk negara Indonesia, anggaran negara
tersebut dinamakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) untuk pemerintah pusat dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemerintah daerah.
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
A.
APBN dan APBD
Pada subbab ini, kalian akan mempelajari tentang APBN
dan APBD. Uraiannya meliputi pengertian, fungsi, tujuan,
landasan hukum penyusunan APBN dan APBD.
1. Pengertian APBN dan APBD
APBN adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, yaitu suatu daftar yang berisi rencana
penerimaan dan pengeluaran negara Indonesia dalam jangka
Motivasi Belajar
Kata Kunci
Ekonomi SMA/MA XI
70
waktu satu tahun (dari tanggal 1 Januari sampai dengan
31 Desember). APBN terdiri atas dua sisi (pos), yakni pos
penerimaan dan pos pengeluaran. APBN merupakan
instrumen untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran
negara dalam rangka membiayai kegiatan pemerintahan dan
pembangunan. Di Indonesia, APBN disusun pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan
ditetapkan dalam bentuk Undang-undang. Sedangkan APBD
adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, yaitu suatu daftar yang berisi penerimaan dan
pengeluaran negara Indonesia suatu pemerintahan daerah
dalam jangka waktu satu tahun (dari tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember), yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
(Gubernur/Bupati) bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Tingkat I/II.
2. Fungsi APBN dan APBD
Untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara
dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan
dan pembangunan, pemerintah diharapkan semakin berperan
dalam mengatur jalannya perekonomian.
Secara umum APBN /APBD memiliki fungsi alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
a. Fungsi Alokasi
Kegiatan ekonomi suatu masyarakat
akan lancar apabila tersedia prasarana
sosial (barang yang dipakai secara
bersama-sama), seperti jalan, jembatan,
pelabuhan, bandar udara, dan fasilitas-
fasilitas umum lainnya. Oleh karena itu
untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas
tersebut tidak mungkin diadakan oleh
perorangan, perusahaan swasta, atau
secara ekonomis tidak disediakan oleh
sistem pasar, maka pemerintah ber-
kewajiban untuk membangun fasilitas-
fasilitas tersebut. Dari uraian di atas
dapatkah kalian merumuskan apa yang
dimaksud dengan fungsi alokasi? Fungsi
alokasi merupakan kebijakan yang
Sumber : infotol.astaga.com.
Gambar 2.1
Pembangunan proyek ini amat tergantung
pada jumlah anggaran yang disediakan.
71
Ekonomi SMA/MA XI
diambil oleh pemerintah untuk menyediakan barang-barang
sosial (barang yang dipakai secara bersama-sama) seperti jalan,
jembatan, fasilitas-fasilitas umum.
b. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi adalah kebijakan untuk dapat menim-
bulkan adanya tingkat pemerataan penghasilan/kesejahteraan
yang lebih baik.
Contoh pelaksanaan dari fungsi ini adalah dengan
penarikan pajak sebagian akan dikembalikan kepada masya-
rakat dalam bentuk subsidi/bantuan, melalui program-
program, misalnya Jaring Pengaman Sosial (JPS), Raskin,
pengobatan gratis, dan lain-lain.
c.
Fungsi Stabilisasi
Kebijakan pemerintah untuk menciptakan stabilitas
ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
menghindarkan adanya benturan-benturan antarkepentingan
ekonomi merupakan fungsi stabilisasi. Kebijakan ini misalnya
diarahkan untuk:
1)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi;
2)
Mencapai kesempatan kerja yang tinggi;
3)
Mencapai/mempertahankan tingkat harga yang pantas;
dan
4)
Neraca pembayaran luar negeri yang sehat.
APBD mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi APBN
di atas, hanya saja lingkup wilayahnya hanya mencakup
wilayah daerah tingkat I dan tingkat II, di samping itu APBD
juga berfungsi untuk menggerakkan roda pemerintahan
daerah, menjaga eksistensi/tegaknya pemerintahan di daerah,
dan menggairahkan kegiatan perekonomian di daerah.
Apakah di daerah kalian sudah tersedia fasilitas–fasilitas umum secara
mencukupi. Jika belum, apa saja yang belum tersedia? Dari mana sumber
keuangan untuk memenuhi fasilitas–fasilitas umum tersebut? Diskusikan
dengan teman kalian!
Hasilnya dikumpulkan kepada bapak/ibu guru kalian!
Tantangan Belajar
Ekonomi SMA/MA XI
72
Kecakapan Vokasional
Pemerintah mengucurkan anggarannya untuk kepentingan pembangunan.
Nah, apakah kalian sudah dapat menikmati kucuran itu? Lakukan kegiatan
ekonomi yang dapat menguntungkan diri kalian dan masyarakat, dan
usahakan dapat menikmati fasilitas apa pun yang disediakan oleh
pemerintah. Tanyakan kepada guru kalian jika dijumpai kesulitan!
Dalam menggunakan dananya untuk pembangunan, pemerintah perlu
memerhatikan aspek keadilan. Jika tidak adil pasti menimbulkan
kecemburuan sosial. Nah, diskusikanlah dengan teman yang berbeda
agama, ras, atau suku; apakah alokasi dana oleh pemerintah saat ini sudah
adil?
Hasilnya dikumpulkan kepada bapak/ibu guru kalian!
3. Tujuan Penyusunan APBN dan APBD
Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman
untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran negara dalam
pelaksanaan kegiatan produksi, perluasan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kemakmuran
masyarakat. Sedangkan APBD disusun dengan tujuan untuk
mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu pertumbuhan
ekonomi, dan peningkatan kemakmuran masyarakat di
daerah.
4. Landasan Hukum APBN dan APBD
Dasar hukum penyusunan APBN adalah sebagai berikut.
a.
UUD 1945 pasal 23 ayat 1 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang ditetapkan setiap tahun. Dalam
pasal tersebut dinyatakan bahwa anggaran pendapatan
dan belanja negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan
undang-undang, dan apabila DPR tidak menyetujui
anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah
melaksanakan APBN tahun sebelumnya.
Kecakapan Sosial
73
Ekonomi SMA/MA XI
b .
Keputusan Presiden yang ditetapkan setiap tahun tentang
pelaksanaan APBN.
Adapun dasar hukum Keuangan Daerah dan APBD
adalah:
a.
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah
(Bab VIII, pasal 78 s/d 86).
b.
UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Di dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah disebutkan bahwa:
1)
APBD ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat
satu bulan setelah APBN ditetapkan.
2)
Perubahan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran.
3)
Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
c.
PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
5. Kebijakan Anggaran
Kondisi perekonomian suatu negara setiap tahun
mengalami perubahan, oleh karena itu pemerintah perlu
menyusun kebijakan anggaran yang sesuai dengan target dan
tujuan pembangunan perekonomian yang hendak dicapai.
Pada dasarnya, terdapat tiga jenis kebijakan anggaran yang
mungkin ditetapkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut
adalah:
a. Anggaran Surplus
Anggaran surplus adalah anggaran di mana jumlah
penerimaan lebih besar daripada pengeluarannya.
(penerimaan
> pengeluaran)
b. Anggaran Berimbang dan Dinamis
Anggaran berimbang dan dinamis adalah anggaran yang
jumlah penerimaan sama dengan anggaran pengeluaran, dan
diusahakan jumlahnya terus ditingkatkan dari tahun ke tahun
melalui peningkatan tabungan pemerintah.
Ekonomi SMA/MA XI
74
c.
Anggaran Defisit
Anggaran defisit adalah anggaran yang jumlah
penerimaan lebih kecil dari jumlah pengeluarannya.
(penerimaan < pengeluaran)
Di bawah ini disajikan gambar tiga kemungkinan bentuk
anggaran.
Tiga Kemungkinan Bentuk Anggaran
6. Faktor-Faktor Penentu Besarnya APBD
APBD setiap daerah di Indonesia besarnya tidak sama,
hal ini tergantung dari sumber daya alam dan tingkat aktivitas
ekonomi yang ada pada daerah tersebut, misalnya suatu daerah
sumber alamnya melimpah, tanahnya sangat subur sehingga
pertaniannya berkembang baik, akan tetapi ada daerah yang
langka sumber alamnya, tanahnya tandus dan kering sehingga
pertanian kurang bisa berkembang. Di samping itu ada daerah
yang perekonomiannya maju, sehingga banyak investasi
ditanam di daerah tersebut, tetapi ada daerah yang perekono-
miannya kecil, dan investasi tidak banyak.
Kondisi tiap-tiap daerah yang berbeda itu memengaruhi
tingkat pendapatan masyarakatnya, yang berakibat pada
penerimaan pemerintah daerah dari sektor pajak dan retribusi.
Secara menyeluruh potensi keuangan daerah, ditentukan oleh
hal-hal sebagai berikut.
a. Pertumbuhan Penduduk
Dalam hal-hal tertentu, besarnya penduduk dapat
memengaruhi tingkat pendapatan pemerintah. Sebab, jika
jumlah penduduk meningkat, maka objek pajak yang dapat
ditarik juga meningkat.
pengeluaran
anggaran berimbang
anggaran defisit
pajak
anggaran surplus
(G>T)
pengeluaran pemerintah
pendapatan
75
Ekonomi SMA/MA XI
b. Sumber Pendapatan Baru
Sumber Pendapatan Baru adalah adanya tambahan usaha
bisnis dari masyarakat. Dengan adanya penambahan investasi
yang dilakukan oleh masyarakat, akan dapat meningkatkan
penerimaan pajak dan retribusi oleh pemerintah.
Agar pemerintah memperoleh pajak pendapatan tinggi, pendapatan
masyarakat juga harus tinggi. Agar pendapatan tinggi, masyarakat harus
mempunyai semangat produktivitas yang tinggi. Nah, bagaimana cara
menumbuhkan semangat produktivitas tersebut? Diskusikan dalam
kelompok belajar kalian, dan hasilnya dikumpulkan kepada guru kalian!
c.
Kondisi Awal Suatu Daerah
Struktur sosial dan ekonomi suatu masyarakat
menentukan tinggi rendahnya tuntutan akan adanya
pelayanan publik (
public
services
) dalam kuantitas dan kualitas
tertentu. Pada masyarakat agraris tuntutan akan tersedianya
fasilitas pelayanan publik dalam kualitas dan kuantitasnya akan
lebih rendah daripada masyarakat yang berbasis pada industri.
Dengan kemampuan membayar pungutan dari masyarakat
industri/perkotaan akan lebih tinggi daripada masyarakat
agraris.
Kondisi awal suatu daerah sangat menentukan potensi
sumber penerimaan daerah.
Kondisi awal ini mencakup:
1)
Struktur sosial, politik, dan institusional serta berbagai
kelompok masyarakat;
2)
Komposisi industri yang ada di daerah tersebut;
3)
Tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan; dan
4)
Kemampuan administratif, kejujuran, dan integritas dari
instansi perpajakan pemerintah.
Untuk melihat kondisi awal suatu daerah, dapat dilihat
dari kontribusi sektor pertanian atau kontribusi sektor industri
pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah
tersebut. Semakin tinggi kontribusi sektor industri pada
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah,
berarti semakin tinggi potensi penerimaan daerahnya.
Semangat Produktivitas
Ekonomi SMA/MA XI
76
Sebaliknya, semakin tinggi kontribusi sektor pertanian pada
PDRB suatu daerah, maka akan semakin rendah potensi
penerimaannya
.
Mengapa demikian? Jika kontribusi sektor
industri pada PDRB tinggi, ini artinya daerah tersebut adalah
yang banyak terdapat industrinya. Sektor industri biasanya
sangat potensial dipungut/ dibebani berbagai pajak. Berbeda
dengan sektor pertanian yang sulit untuk melakukan
intensifikasi pajak karena keuntungan yang didapat petani
juga kecil.
Tahukah kalian berapa besarnya APBD di daerah kalian? Cermatilah
komponen penerimaan dan pengeluarannya. Analisislah dan berilah
masukan agar pendapatan asli daerah (PAD) dapat meningkat.
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
d. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Penerimaan
Usaha memperluas cakupan penerimaan daerah harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1)
Menambah objek dan subjek pajak atau retribusi.
2)
Mengurangi tunggakan (wajib pajak).
3)
Meningkatkan penetapan besarnya pajak dan retribusi
bagi wajib pajak.
e. Kenaikan Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) Per Kapita Riil
Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi
kemampuan seseorang untuk membayar
(ability to pay)
berbagai pungutan-pungutan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
f.
Inflasi
Berpengaruh terhadap nilai penerimaan pendapatan pajak
atau retribusi yang penetapannya didasarkan pada omset
penjualan, misalnya pajak hotel dan pajak restoran.
Jika inflasi maka harga-harga naik sehingga nilai volume
penjualan naik, dan dampaknya adalah naiknya pendapatan
daerah melalui pajak.
Keingintahuan
77
Ekonomi SMA/MA XI
g. Penyesuaian Tarif
Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sangat
tergantung pada kebijakan penyesuaian tarif. Untuk pajak atau
retribusi yang tarifnya ditentukan secara
flat
(tetap), maka
penyesuaian tarif perlu mempertimbangkan laju inflasi.
Penyesuaian tarif pajak dan retribusi ini perlu dilakukan
dengan hati-hati. Kegagalan dalam penyesuaian tarif terhadap
laju inflasi akan menghambat peningkatan penerimaan
daerah. Mengapa? Karena tarif yang terlalu rendah akan
membuat penerimaan asli daerah menjadi tidak optimal.
Sedangkan jika terlalu tinggi akan membuat investor enggan
masuk ke daerah tersebut atau masyarakat akan enggan
menggunakan fasilitas umum.
h. Pembangunan Baru
Peningkatan pendapatan juga dapat dilakukan dengan
pembangunan-pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang
baru, misalnya pembangunan pasar, pembangunan terminal,
perluasan bandar udara/pelabuhan, pembangunan jasa
pengumpulan sampah, pembangunan tempat rekreasi baru
dan penerimaan lainnya yang bersumber dari adanya fasilitas
baru.
Etos Kerja
Untuk memajukan perekonomian di daerah kalian perlu partisipasi
masyarakat. Nah, apa wujud partisipasi kalian? Lakukanlah bisnis walaupun
kecil-kecilan! Berkonsultasilah dengan orang tuamu atau gurumu!
B.
Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
Sumber penerimaan (pendapatan) negara merupakan
semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan lain yang
digunakan untuk membiayai belanja negara. Sumber-sumber
dan pengalokasian anggaran dapat dilihat dari susunan APBN
yang berlaku.
Ekonomi SMA/MA XI
78
Apabila dilihat dari pos-pos yang ada dalam APBN,
sumber penerimaan negara dapat diperinci sebagai berikut.
1. Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan dalam negeri terdiri atas:
a. Penerimaan perpajakan yang berasal dari:
1)
Pajak Dalam Negeri, terdiri atas:
(a) pajak penghasilan yang terdiri atas migas dan non
migas,
(b) pajak pertambahan nilai (PPN),
(c) pajak bumi dan bangunan (PBB),
(d) bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB),
(e) cukai, dan
(f) pajak lainnya.
2)
Pajak Perdagangan Internasional, terdiri atas:
(1) bea masuk, dan
(2) pajak/pungutan ekspor.
b. Penerimaan bukan pajak yang berasal dari:
1)
penerimaan sumber daya alam antara lain:
(a) minyak bumi,
(b) gas alam,
(c) pertambangan umum, dan
(d) perikanan.
2)
bagian laba BUMN.
3)
penerimaan negara bukan pajak lainnya.
2. Hibah
Hibah merupakan penerimaan bantuan yang tidak harus
dikembalikan kepada pemberinya.
Pengelolaan anggaran baik pemerintah pusat maupun daerah harus
dilakukan secara jujur. Mengapa demikian? Buatlah analisismu!
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
Kecakapan Personal
79
Ekonomi SMA/MA XI
Sumber penerimaan pemerintah daerah pada umumnya
terdiri atas:
a.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu.
b .
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas:
1)
hasil pajak daerah,
2)
hasil retribusi daerah,
3)
hasil BUMD dan kekayaan daerah yang dipisahkan,
4)
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
c.
Dana Perimbangan, yang terdiri atas:
1)
bagi hasil pajak/bukan pajak,
2)
Dana Alokasi Umum (DAU),
3)
Dana Alokasi Khusus (DAK) yang meliputi bidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan
perikanan, serta prasarana pemerintah.
4)
lain-lain pendapatan yang sah, yang terdiri atas:
(a)
pendapatan hibah,
(b)
pendapatan dana darurat.
Warta Ekonomi
ANGGARAN PELAYANAN KESEHATAN MAKIN
DITINGKATKAN
(Oleh: Iyan Sofiyan (Staf Humas))
Fraksi Demokrat DPRD Kota Bogor
berharap, dalam rancangan perubahan
APBD Kota Bogor tahun 2006 anggaran
pelayanan kesehatan keluarga miskin
dapat ditingkatkan.
Dengan ditingkatkannya anggaran
pelayanan kesehatan keluarga miskin,
Pemerintah Kota (Pemkot) tidak perlu
utang kepada rumah sakit rujukan.
Apalagi, pendapatan pelayanan dari
retribusi pelayanan kesehatan juga
meningkat.
”Karena itu pelayanan kesehatan
bagi keluarga miskin benar-benar harus
dapat terjamin,” kata Juru Bicara Fraksi
Demokrat Mufti Fauqi dalam tanggapan
fraksinya mengenai perubahan APBD
Kota Bogor tahun 2006, dalam Sidang
Paripurna DPRD Kota Bogor yang
dipimpin Ketuanya H. Tb Tatang Muchtar
di Gedung DPRD setempat, Selasa (26/9).
Sementara itu Juru bicara Fraksi
Keadilan Sejahtera Teguh Rihananto
mengatakan, di sisi belanja terutama
belanja kegiatan ada beberapa pos yang
mengalami penambahan yang signifikan
dan juga pengurangan yang perlu
mendapatkan penjelasan antara lain
pengurangan biaya gaji dan tunjangan
pegawai tetap yang cukup besar di
Sekretariat Daerah yang mencapai Rp 4,2
miliar atau 45,1% dari anggaran sebelum-
nya.
Ekonomi SMA/MA XI
80
Fraksi Keadilan juga mempertanya-
kan mengenai penambahan bantuan
keuangan kepada organisasi Profesi
kemasyarakatan dan KPU yang cukup
besar yaitu Rp 7 miliar.
Menanggapi tanggapan-tanggapan
fraksi itu Walikota Bogor H. Diani Budiarto
mengatakan, peningkatan pendapatan
daerah dalam perubahan APBD Kota
Bogor tahun 2006 pada prinsipnya akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
memperkuat pendanaan kegiatan-
kegiatan yang bertujuan mendukung
kelancaran jalannya program 4 prioritas
yakni pembenahan transportasi,
kebersihan, PKL (Pedagang Kaki Lima)
dan pengentasan kemiskinan. Hal ini
sejalan dengan rentra Kota Bogor 2004-
2009 dan tetap mengacu kepada Arah
Kebijakan Umum APBD Kota Bogor tahun
2006.
“Kami sependapat dengan tangga-
pan fraksi tentang perlunya ditingkatkan
pelayanan kesehatan bagi keluarga
miskin, sehingga dalam perubahan APBD
Kota Bogor tahun 2006 dianggarkan biaya
sebesar Rp 750 juta untuk mendukung
program pelayanan rujukan bagi keluarga
miskin.
Merespon Pesan
Bacalah berita dengan judul
ANGGARAN PELAYANAN KESEHATAN
MAKIN DITINGKATKAN.
Analisislah apakah anggaran pelayanan
kesehatan memang perlu ditingkatkan?
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
Diharapkan dengan tambahan dana
program pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin bisa berjalan lancar
dan manfaatnya bisa dirasakan oleh
mereka yang sangat membutuhkan.
Tentang penggunaan biaya gaji dan
tunjangan pegawai tetap di Sekretariat
Daerah, Walikota menjelaskan, memang
perlu dilakukan berdasarkan biaya gaji
dan tunjangan pegawai tetap yang sudah
direalisasikan.
Mengenai besaran bantuan keuang-
an bagi organisasi profesi kemasyara-
katan, kata Diani, memang dibutuhkan
untuk mendukung dinamika aktivitas
organisasi kemasyarakatan yang cen-
derung terus berkembang. Sedangkan
bantuan untuk KPU pada perubahan
APBD kali ini tidak mendapatkan penam-
bahan anggaran.
(YAN)
Sumber:
http://www.kotabogor.go.id
berita.php?isi=743&page=1&cgiaction=
configdefault&vo=2&submenu=02
81
Ekonomi SMA/MA XI
C.
Kebijakan Fiskal
Pemerintah dapat melakukan campur tangan ekonomi
melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal juga sering disebut
pendapatan nasional sisi pengeluaran, pasar barang, sektor riil,
sektor Keynesia. Kebijakan fiskal tersebut pelaksanaannya
mengacu pada faktor-faktor yang memengaruhi besarnya
pendapatan nasional yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor, dan impor. Pengeluaran pemerintah
tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak, maka
pajak dan subsidi juga merupakan elemen kebijakan fiskal.
Pembahasan kebijakan fiskal kali ini tidak secara
keseluruhan, tetapi hanya mengenai pajak dan subsidi,
pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor.
1. Pajak dan Subsidi
Pajak (dilambangkan
T
) merupakan pungutan yang di-
lakukan oleh pemerintah kepada rakyat tanpa kontra prestasi
secara langsung. Sebaliknya, subsidi (dilambangkan
F
)
merupakan pemberian pemerintah kepada rakyat. Oleh
karena itu, boleh dikatakan bahwa subsidi merupakan pajak
yang negatif. Berangkat dari konsep inilah pembahasan tentang
pajak dan subsidi biasanya dijadikan satu. Pajak dan subsidi
dapat memengaruhi pendapatan nasional melalui pengu-
rangan/penambahan pendapatan masyarakat yang siap
digunakan untuk konsumsi. Pajak mengurangi daya beli
sedangkan subsidi menambah daya beli masyarakat.
Di lain pihak, pajak sebagai sumber pendapatan
pemerintah. Oleh karena itu, besar kecilnya pajak (maupun
subsidi) berpengaruh terhadap besar pendapatan pemerintah,
dan pada selanjutnya memengaruhi pengeluaran pemerintah
(
Government
expenditure
, disingkat
G
).
a. Pajak
Pemungutan pajak dapat menurunkan pendapatan
nasional. Pajak dapat mengurangi daya beli konsumen
sehingga pasar produk menjadi lesu. Dampak selanjutnya
adalah menurunnya keuntungan produsen sehingga produsen
akan mengurangi produksinya. Di lain pihak, pajak yang
dibebankan kepada para pengusaha berdampak pada naiknya
biaya produksi sehingga harga jual produknya juga harus
dinaikkan. Hal ini akhirnya juga berdampak terhadap lesunya
Ekonomi SMA/MA XI
82
Berpikir Kritis
perekonomian. Dilihat dari sisi ini, pajak dapat menurunkan
aktivitas ekonomi masyarakat.
Pajak dapat menurunkan pendapatan nasional. Mengapa pemerintah tetap
saja melakukan pungutan pajak?
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
Di dalam teori ekonomi makro, pola pemungutan pajak
ada tiga macam yaitu:
(1) bahwa besar-kecilnya pajak dipengaruhi oleh pendapatan,
T
=
tY
, misal besarnya pajak 10%, dari pendapatan, ditulis
T
= 0,1
Y
;
(2) pajak yang tidak dikaitkan dengan pendapatan, besarnya
tetap,
T
=
To
, misal pajak sebesar Rp 5.000,00 per orang,
ditulis
T
= 5000;
(3) pajak yang unsurnya ada yang bersifat tetap dan ada yang
bersifat variabel (dipengaruhi pendapatan), persamaan
fungsi pajaknya
T
=
To +
tY
, misal
T
= 5000 + 0,1
Y
.
1) Tarif Pajak
Dalam contoh di atas,
t
= 10%. Untuk pendapatan
berapapun, pajaknya 10% dari pendapatannya. Apakah
besarnya
t
selalu konstans? Ada tiga macam kemungkinan
besarnya
t
, yaitu:
μ
jika
t
meningkat dengan semakin meningkatnya tingkat
kelompok pendapatan, maka sistem pajaknya disebut
Pajak Progresif,
μ
jika
t
konstan untuk setiap tingkat kelompok pendapatan,
maka sistem pajaknya disebut Pajak Proporsional,
μ
jika
t
menurun dengan semakin meningkatnya tingkat
kelompok pendapatan, maka sistem pajaknya disebut
Pajak Regresif.
2) Pajak dan Perekonomian
Perekonomian dapat dipengaruhi oleh pajak yang
dipungut pemerintah. Konsumsi masyarakat dipengaruhi
pajak melalui penurunan daya konsumen. Perhatikan contoh
berikut ini!
83
Ekonomi SMA/MA XI
Sebelum ada pajak,
C
=
f (Y)
, tetapi setelah ada pajak
berubah menjadi
C
=
f(Yd)
di mana:
C
= konsumsi
Yd
=
Y
–
T
atau
Yd
adalah penghasilan bersih yang siap
dibelanjakan, disebut
disposable
income.
( + )
( - )
0
Tanpa Pajak
Dengan Pajak
Contoh
Sebelum ada pajak, fungsi konsumsi,
C
= 500 + 0,75
Y
Setelah ada pajak
T
= 100, maka fungsi konsumsinya berubah menjadi,
C
= 500 + 0,75(
Y
–100).
C
= 500 + 0,75
Y
– 75.
C
= 425 + 0,75
Y
.
3) Automatic Stabilizer
Pajak yang mengandung persentase pendapatan sebagai
Automatic Stabilizer
fluktuasi pendapatan nasional. Pajak yang
mengandung persentase bermakna sebagai berikut.
a)
jika pendapatan naik maka jumlah nominal pajak yang
dikenakan kepada masyarakat juga naik. Oleh karena itu,
pajak tersebut dapat mengerem laju peningkatan
pendapatan nasional,
b)
jika pendapatan turun maka jumlah nominal pajak yang
dikenakan kepada masyarakat juga turun. Oleh karena
itu, pajak tersebut tidak mempercepat turunnya
pendapatan nasional karena pajaknya dikurangi.
Penjelasan di atas dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.
_______
=
fluktuasi pendapatan tanpa pajak persentase
————— = fluktuasi pendapatan dengan pajak persentase
Ekonomi SMA/MA XI
84
b. Subsidi (F)
Tahukah kalian, apakah subsidi itu? Subsidi (biasanya
dilambangkan
F
) adalah pemberian tunjangan kepada
masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Pemberian
subsidi tersebut dapat berbentuk:
μ
sumbangan kepada veteran dan pensiunan,
μ
bantuan bencana alam,
μ
bantuan kepada para penganggur dan penduduk miskin,
misal Bantuan Langsung Tunai untuk kompensasi
kenaikan harga BBM,
μ
bantuan kepada anak-anak di panti asuhan,
μ
subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan,
μ
bea siswa yang diberikan oleh pemerintah kepada anak
kurang mampu maupun anak berprestasi.
Subsidi merupakan pajak negatif, karena pemerintah
bukannya menarik uang dari masyarakat melainkan justru
memberikan uang kepada masyarakat. Subsidi tersebut
meningkatkan daya beli konsumen sehingga dapat
meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, dan
dampaknya adalah meningkatnya pendapatan nasional.
Subsidi memengaruhi perekonomian melalui konsumsi
sebagai berikut.
Sumber :
Tempo
Gambar 2.2
Salah satu cara pemerintah untuk membantu masyarakat dalam
peningkatan daya beli adalah dengan menerapkan subsidi terhadap barang
kebutuhan pokok
85
Ekonomi SMA/MA XI
Kecakapan Akademik
Sebelum ada subsidi ,
C
=
f
(Y)
, tetapi setelah ada subsidi
berubah menjadi
C = f (Yd)
di mana:
C
= konsumsi
Yd
=
Y
+
F
atau
Yd
adalah penghasilan bersih yang siap
dibelanjakan, disebut
disposable
income.
Sebelum ada subsidi, fungsi konsumsi,
C
= 500 + 0,75
Y
Setelah ada subsidi
F
= 100, maka fungsi konsumsinya berubah menjadi,
C
= 500 + 0,75(
Y
+100).
C
= 500 + 0,75
Y
+ 75.
C
= 575 + 0,75
Y
.
Mengapa pajak dapat menurunkan pendapatan nasional?
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
Contoh
2. Sektor Pemerintah
Pemerintah dapat melakukan campur tangan
perekonomian melalui pengeluaran pemerintahnya (biasanya
dilambangkan
G
). Pengeluaran pemerintah tersebut
bersumber antara lain dari penerimaan pajak dan subsidi.
Pengeluaran pemerintah tersebut digunakan untuk pembelian
barang dan jasa oleh pemerintah, baik berupa pengeluaran
rutin maupun pengeluaran pembangunan.
Besarnya pengeluaran pemerintah tidak dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan nasional, tetapi besarnya pengeluaran
pemerintah dapat berpengaruh terhadap pendapatan nasional
periode berikutnya. Pengeluaran pemerintah yang diterima
oleh masyarakat dapat meningkatkan daya beli konsumen;
sedangkan pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk
membeli barang diterima oleh produsen. Produsen tersebut
dapat memperoleh keuntungan dan selanjutnya dapat
digunakan untuk ekspansi perusahaannya. Akibatnya,
aktivitas perekonomian menjadi meningkat.
Ekonomi SMA/MA XI
86
Naiknya pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan pendapatan
nasional. Mengapa demikian?
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
3. Ekspor dan Impor
Ekspor (biasanya dilambangkan
X
) dan impor (biasanya
dilambangkan
M
) merupakan sektor luar negeri yang turut
berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Ekspor adalah
penjualan barang ke luar negeri. Besarnya ekspor ditentukan
oleh pembeli di luar negeri sehingga pelaku dalam negeri tidak
dapat menentukan besarnya ekspor.
Naiknya ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional
karena dapat meningkatkan kegiatan perekonomian dalam
negeri. Jika ekspor naik, maka faktor–faktor produksi dapat
diberdayakan, lapangan kerja dapat bertambah luas, dan
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Impor adalah pembelian barang dari luar negeri. Oleh
karena itu pada umumnya impor ini untuk konsumsi, maka
besarnya impor tergantung pada pendapatan nasional.
Adapun rumus dasarnya adalah
M = f(Y) = Mo + mY
di mana:
M
= pengeluaran impor
Mo
= otonomi impor
mY
= impor
induced
m
=
MPM
=
Marginal Propensity to Import,
besarnya
=
Naiknya impor dapat menurunkan pendapatan nasional.
Mengapa? Dengan adanya impor menyebabkan produsen
dalam negeri menurun pasarnya, dan dengan impor tersebut
berarti ada kucuran dana ke luar negeri. Secara tidak langsung,
investasi di dalam negeri dapat menurun.
Kecakapan Akademik
87
Ekonomi SMA/MA XI
Berpikir Kritis
Mengapa ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional? Deskripsikan
proses pengaruh tersebut!
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
D.
Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Dalam melaksanakan program pembangunan, sebelum
tahun anggaran berjalan berakhir, biasanya pemerintah
mengeluarkan RAPBN untuk tahun berikutnya. RAPBN
tersebut lalu diusulkan kepada DPR untuk dibahas, direvisi
untuk selanjutnya disahkan menjadi Undang-undang APBN
untuk tahun berikutnya (depan). Dalam APBN tersebut
terdapat sisi (pos) anggaran penerimaan pemerintah dan sisi
(pos) anggaran pengeluaran pemerintah. Pos anggaran
pengeluaran pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu anggaran
belanja pemerintah pusat dan anggaran belanja untuk
pemerintah daerah.
Secara rinci anggaran belanja negara adalah sebagai
berikut.
1. Belanja Pemerintah Pusat
a. Pengeluaran Rutin
1) Belanja pegawai:
a)
gaji dan pensiun,
b)
tunjangan beras,
c)
lauk pauk,
d)
lain-lain belanja pegawai dalam negeri,
e)
belanja pegawai luar negeri.
2) Belanja barang:
a)
belanja barang dalam negeri,
b)
belanja barang luar negeri.
Ekonomi SMA/MA XI
88
3) Pembayaran bunga utang:
a)
utang dalam negeri,
b)
utang luar negeri.
4) Subsidi:
a)
subsidi BBM,
b)
subsidi non BBM:
1)
pangan,
2)
listrik,
3)
bunga kredit program,
4)
lain-lain.
5) Pengeluaran rutin lainnya
b. Pengeluaran Pembangunan:
1)
pembiayaan pembangunan rupiah,
2)
pembiayaan proyek.
2. Belanja Pemerintah Daerah
a. Dana Perimbangan:
1)
Dana Bagi Hasil.
2)
Dana Alokasi Umum.
3)
Dana Alokasi Khusus.
b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Untuk lebih memahami dan mengenal sumber-sumber
penerimaan dan sumber-sumber pengeluaran atau belanja
negara, perhatikan realisasi APBN berikut ini.
Realisasi APBN Tahun Anggaran 2006 Posisi Sampai
Dengan Tanggal 7 Juni 2006
Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat
Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
hingga tanggal 7 Juni 2006 realisasi pendapatan negara telah
mencapai Rp209,05 trilliun atau 33,44% dari total target
pendapatan, sedangkan realisasi belanja negara telah menyerap
Rp203,10 trilliun atau 31,36% dari total anggaran belanja.
Ikhtisar realisasi APBN Tahun Anggaran 2006 secara lengkap
adalah sebagaimana tabel di bawah ini:
89
Ekonomi SMA/MA XI
Realisasi APBN Republik Indonesia Tahun Anggaran 2006
Posisi s.d Tanggal 7 Juni 2006
(dalam ribuan rupiah)
Uraian
APBN 2006 Realisasi APBN
%
2006 1234 = (3/2 * 100)
A. Pendapatan
Negara dan
Hibah
I. Penerimaan
Dalam Negeri
1. Penerimaan
Perpajakan
2. Penerimaan
Bukan Pajak
II. Hibah
B. Belanja Daerah
I. Belanja Peme-
rintah Pusat
II. Belanja Daerah
C. Keseimbangan
Primer
D. Surplus/Defisit
Anggaran (A-B)
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan
Dalam Negeri
II. Pembiayaan
Luar Negeri
(Netto)
625.237.026.162
621.605.436.162
416.313.160.000
205.292.276.162
3.632.590.000
647.667.816.140
427.598.300.000
220.069.516.140
54.198.213.857
(22.430.789.978)
22.430.789.978
50.912.989.978
(28.482.200.000)
209.052.368.427
208.474.659.556
161.473.375.157
47.001.284.399
577.708.871
203.104.153.470
113.572.156.366
89.531.997.104
37.164.192.667
5.948.214.958
7.888.726.107
22.666.664.197
(14.777.938.090)
33,44
33,54
38,79
22,89
15,91
31,36
26,56
40,68
68,57
(26,52)
35,17
44,52
51,88
Hukum
Orang tua kalian pasti pernah membayar pajak. Berilah alasan mengapa
warga negara harus membayar pajak.
Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!
Ekonomi SMA/MA XI
90
Ringkasan
3. Pengeluaran/ Belanja Daerah
Pengeluaran/ belanja daerah terdiri atas:
a. Pengeluaran Belanja
1) Belanja Rutin
a)
Administrasi Umum.
(1) Belanja pegawai.
(2) Belanja barang.
(3) Belanja perjalanan dinas.
(4) Belanja pemeliharaan.
b)
Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Umum
2) Belanja Investasi
a)
Publik.
b)
Aparatur.
b. Pengeluaran Transfer
1)
Angsuran pinjaman dan bunga.
2)
Bantuan
3)
Dana cadangan.
c.
Pengeluaran Tak Terduga
1.
APBN merupakan singkatan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, yaitu suatu daftar yang berisi
rencana penerimaan dan pengeluaran
negara dalam jangka waktu satu
tahun (dari tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember).
2.
APBD merupakan singkatan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, yaitu suatu daftar yang
berisi penerimaan dan pengeluaran
suatu pemerintahan daerah dalam
jangka waktu satu tahun (dari
tanggal 1 Januari sampai dengan
31 Desember), yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah (Gubernur/Bupati)
bersama dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Tingkat I/II.
3.
Fungsi APBN yaitu fungsi alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
4.
Tujuan penyusunan APBN adalah
sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara dalam pelak-
sanaan kegiatan produksi, perluasan
kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi, dan peningkatan kemak-
muran masyarakat.
91
Ekonomi SMA/MA XI
5.
Landasan hukum penyusunan
APBN:
a.
UUD 1945 pasal 23 ayat 1
tentang Anggaran pendapatan
dan Belanja Negara yang
ditetapkan setiap tahun.
b.
Keputusan Presiden yang
ditetapkan setiap tahun tentang
pelaksanaan APBN.
6.
Dasar Hukum Keuangan Daerah
dan APBD :
a.
UU Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah daerah
(Bab VIII, pasal 78 s/d 86)
b.
UU Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuang-
an antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
c.
PP Nomor 105 Tahun 2000
tentang Pengelolaan dan Per-
tanggungjawaban Keuangan
Daerah.
7.
Kebijakan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dapat dibedakan
menjadi:
a.
anggaran surplus.
b .
anggaran defisit.
c.
anggaran berimbang dan
dinamis.
8.
Potensi keuangan daerah, diten-
tukan oleh hal-hal sebagai berikut.
a.
Pertumbuhan penduduk.
b.
Sumber pendapatan baru.
c.
Kondisi awal suatu daerah.
d.
Ekstensifikasi dan intensifikasi
penerimaan.
e.
Kenaikan Pendapatan Domes-
tik Regional Bruto (PDRB) per
kapita riil.
f.
Tingkat inflasi.
g.
Penyesuaian tarif.
h.
Pembangunan baru.
9.
Penerimaan (pendapatan) negara
merupakan semua penerimaan
dalam negeri dan penerimaan lain
yang digunakan untuk membiayai
belanja negara.
10. Sumber-Sumber Penerimaan Daerah
terdiri atas:
a.
sisa lebih perhitungan
anggaran tahun yang lalu,
b .
pendapatan Asli Daerah (PAD),
c.
dana perimbangan.
11. Sektor fiskal merupakan salah satu
alat kebijakan pemerintah untuk
mencapai tujuan ekonomi makro.
Sektor fiskal juga sering disebut
pendapatan nasional sisi penge-
luaran, pasar barang, sektor riil,
sektor Keynesia, atau identitas
pendapatan nasional
Y = C + I + G +
X – M
.
12. Konsumsi adalah semua penge-
luaran rumah tangga untuk meme-
nuhi kebutuhannya. Pengeluaran
tersebut tidak ditujukan untuk
mencari pendapatan, tetapi me-
mang hanya untuk memenuhi
kebutuhannya.
13. Besarnya konsumsi dipengaruhi
oleh pendapatan, dan dalam ilmu
ekonomi sering dirumuskan
dengan fungsi konsumsi.
14. Tabungan atau
saving
biasanya
dinotasikan dengan huruf
S
.
Saving
(
S
) adalah fungsi dari pendapatan
nasional (
Y
) atau dapat ditulis
sebagai
S
=
f
(
Y
)
15. Investasi merupakan pengeluaran
yang dilakukan oleh sektor bisnis.
Investasi dapat berbentuk investasi
tetap bisnis atau
business fixed
Ekonomi SMA/MA XI
92
investment
, misalnya pembelian
mesin baru dan pembelian
silicon
graphic computer
bagi industri iklan;
bangunan perumahan atau
residential construction;
perubahan
neto inventori bisnis atau
net change
in business inventories;
atau lainnya
16. Pajak dan subsidi terkait langsung
dengan penerimaan atau penge-
luaran pemerintah sehubungan
dengan rakyat. Pemerintah memu-
ngut pajak dari rakyat, dan
pemerintah memberikan subsidi
kepada rakyat.
17. Pajak mengurangi pendapatan
masyarakat yang siap dibelanjakan.
Sebaliknya, subsidi menambah
pendapatan masyarakat yang siap
dibelanjakan.
18. Pajak dengan persentase disebut
Automatic Stabilizer,
karena
membuat perekonomian lebih kecil
fluktuasi perubahan pendapatan
masyarakatnya.
19. Pengertian Subsidi:
a.
subsidi disebut
pajak negatif,
artinya bukannya masyarakat
“diminta” membayar pajak,
tetapi malah “diberi” uang dari
hasil penarikan pajak,
b .
subsidi penghasilan berbentuk
tunjangan-tunjangan, yang
diberikan sebagai penghasilan
atau untuk meningkatkan
penghasilan
21. Beberapa contoh transfer peme-
rintah sebagai subsidi adalah
sebagai berikut.
a.
Sumbangan pemerintah yang
diberikan oleh negara kepada
rakyat yang menderita akibat
adanya bencana alam.
b.
Sumbangan yang diberikan
oleh pemerintah kepada para
penganggur.
c.
Uang pensiun yang diberikan
pemerintah kepada para
pegawai yang telah pensiun.
d.
Subsidi yang diberikan oleh
pemerintah kepada perusa-
haan-perusahaan.
e.
Bea siswa yang diberikan oleh
pemerintah kepada mahasiswa
dan sebagainya.
22. Yang dimaksud dengan Kebijakan
Fiskal
(Fiscal Policy)
adalah tindakan
yang diambil pemerintah dalam
bidang anggaran pendapatan dan
belanja negara dengan tujuan untuk
memengaruhi jalannya pereko-
nomian (seperti yang diinginkan).
23. Elemen sektor fiskal yang meliputi
konsumsi, tabungan, investasi,
pajak, subsidi, pengeluaran
pemerintah, ekspor, dan impor
dapat memengaruhi perekonomian
melalui proses
multiplier
.
24. Angka multiplier adalah angka yang
menunjukkan berapa kali penda-
patan nasional akan berubah jika
elemen kebijakan fiskal diubah.
25. Pengaruh/peranan kebijakan fiskal
(perpajakan), dalam perekonomian
sebagai berikut.
a.
Tingkat pengenaan pajak me-
mengaruhi tingkat tabungan
pemerintah dan juga volume
sumber daya yang tersedia
untuk penyediaan modal pem-
bangunan.
b.
Tingkat dan struktur perpa-
jakan akan memengaruhi
tabungan masyrakat.
93
Ekonomi SMA/MA XI
c.
Distribusi dari beban pajak/
pengenaan pajak, dan distribusi
manfaat dari pengeluaran
pemerintah akan dapat mem-
bantu dalam pemerataan
pendapatan.
d.
Perlakuan pajak terhadap
investasi asing (PMA) akan
memengaruhi volume arus
modal yang masuk ke dalam
negeri dan tingkat reinvestasi
dari modal yang dihasilkan.
e.
Struktur perpajakan impor dan
ekspor akan memengaruhi
neraca perdagangan luar negeri.
26. Pengeluaran (belanja) negara
merupakan semua pengeluaran
negara untuk membiayai tugas-
tugas umum pemerintah dan
pembangunan.
Setelah mempelajari bab ini, seharusnya kalian telah memahami tentang:
a. Pengertian, fungsi, serta tujuan APBN dan APBD.
b . Sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan daerah.
c. Kebijakan pemerintah di bidang fiskal.
d. Jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Jika ada hal-hal yang belum kalian pahami, pelajarilah kembali hal tersebut
sebelum mengakhiri bab ini.
Refleksi
A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan
tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan
jawaban yang tersedia, dan kerjakan di kertas lain!
1.
Tujuan penyusunan APBD adalah....
a. meningkatkan ekspor dan impor
b . mengatur pendapatan dan pengeluaran negara
c. meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi
d. mengatur pengatur pendapatan dan pengeluaran
daerah
e. menentukan prioritas pembangunan
Uji Kompetensi
Ekonomi SMA/MA XI
94
2.
Kebijakan yang digunakan pemerintah dalam
menyusun APBN disebut juga dengan kebijakan....
a. fiskal
b. moneter
c. anggaran
d. pemerintahan
e. pembangunan
3.
Berikut ini penerimaan negara yang meliputi:
1. gas alam,
2. pajak penghasilan,
3. laba bersih,
4. bantuan program.
Yang termasuk penerimaan dalam negeri di luar
migas adalah....
a. 1 dan 2
b . 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
4.
Di bawah ini yang
bukan
merupakan pengeluaran
rutin negara adalah....
a. subsidi
b . belanja pegawai
c. belanja proyek
d. belanja barang
e. bunga dan cicilan utang
5.
Tujuan kebijakan anggaran adalah menyeimbangkan
anggaran, artinya anggaran....
a. pendapatan sama dengan anggaran belanja
b . pendapatan lebih besar dari anggaran belanja
c. rutin sama dengan penerimaan pemerintah
d. pembangunan sama dengan anggaran belanja
rutin
e. pendapatan sama dengan biaya rutin
95
Ekonomi SMA/MA XI
6.
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah jika
RAPBN yang diajukan ditolak oleh DPR....
a. menggunakan RAPBN tahun yang lalu
b . tetap menggunakan RAPBN tersebut
c. menyusun kembali RAPBN baru
d. memperbaiki RAPBN yang tidak dapat
persetujuan
e. menunggu sampai DPR menyetujui
7.
Berikut ini pengeluaran negara yang meliputi:
1. tunjangan beras
2. uang makan
3. belanja non pegawai
4. subsidi BBM
Yang termasuk belanja pegawai adalah....
a. 1 dan 2
b . 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
8.
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
negara dilakukan oleh pemerintah setiap....
a. satu tahun
d. empat tahun
b . dua tahun
e. lima tahun
c. tiga tahun
9.
Berikut ini yang
bukan
merupakan sumber-sumber
pendapatan negara adalah....
a. pajak dan retribusi
b . denda dan barang rampasan oleh pemerintah
c. keuntungan dari perusahaan swasta
d. bantuan dari luar negeri
e. keuntungan dari badan usaha milik negara
10. Berikut ini merupakan pembelanjaan rutin peme-
rintah,
kecuali
....
a. belanja untuk gaji pegawai daerah
b . biaya proyek
c. biaya rapat dinas
d. biaya pemeliharaan gedung kantor daerah
e. membeli peralatan kantor
Ekonomi SMA/MA XI
96
11. Penyediaan sarana dan prasarana sosial, seperti jalan
dan jembatan merupakan realisasi salah satu fungsi
APBN, fungsi yang dimaksud adalah....
a. distribusi
b . alokasi
c. stabilisasi
d. pemerataan
e. sosialisasi
12. Pemberian subsidi dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk belanja pegawai dan non
pegawai termasuk jenis pengeluaran....
a. tambahan
b. rutin
c. departemen
d. pembangunan
e. non departemen
13. Azas berimbang di dalam penyusunan APBN
berarti....
a. anggaran penerimaan disesuaikan dengan
anggaran pembiayaan
b. defisit dalam anggaran pengeluaran ditutup
dengan pinjaman
c. anggaran pembiayaan disesuaikan dengan
anggaran penerimaan
d. anggaran penerimaan lebih besar dari anggaran
pembiayaan
e. anggaran penerimaan sama dengan anggaran
pengeluaran
14. Dengan APBN seimbang maka ....
a. pemerintah tidak mengalami defisit
b . laju inflasi sama dengan nol persen
c. devaluasi dapat dihindari
d. kredit luar negeri tidak diperlukan lagi
e. kelangsungan pembangunan nasional lebih
terjamin
97
Ekonomi SMA/MA XI
15. Di bawah ini adalah unsur-unsur anggaran belanja:
1. belanja barang
2. cicilan utang
3. pembelian kendaraan dinas
4. bantuan proyek
5. subsidi daerah otonom
Yang termasuk pengeluaran rutin adalah....
a. 1, 2, dan 5
b . 2, 3, dan 4
c. 1, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 1, 4, dan 5
16. Tabungan pemerintah pada hakikatnya adalah selisih
antara pos ....
a. penerimaan dan pengeluaran
b . pengeluaran pembangunan dengan pengeluaran
rutin
c. penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran
rutin
d. penerimaan luar negeri dengan pengeluaran rutin
e. penerimaan dengan pengeluaran rutin
17. Dua instrumen pokok dari kebijakan fiskal adalah....
a. pendapatan dan pengeluaran
b . perpajakan dan suku bunga
c. pendapatan dan suku bunga
d. perpajakan dan pendapatan
e. pengeluaran dan perpajakan
18. Hasil nilai ekspor kerajinan Indonesia dalam APBN
dimasukkan di pos....
a. penerimaan rutin
b . penerimaan dalam negeri
c. penerimaan pembangunan
d. penerimaan proyek
e. penerimaan ekspor
Ekonomi SMA/MA XI
98
19. Salah satu fungsi kebijakan fiskal oleh pemerintah
adalah untuk menyeimbangkan, menyesuaikan
pembagian pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini dinamakan dengan fungsi....
a. alokasi
b . distribusi
c. stabilisasi
d. rehabilitasi
e. rekonstruksi
20. Dalam RAPBN pos bunga dan cicilan utang terdapat
dalam....
a. pengeluaran rutin
b . pengeluaran pembangunan
c. penerimaan migas
d. penerimaan non migas
e. penerimaan pembangunan
B.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat
dan tepat!
1.
Sebutkan pengertian APBN dan APBD!
2.
Sebutkan fungsi dan tujuan APBN!
3.
Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber penerimaan
negara!
4.
Sebutkan dan jelaskan pengeluaran negara!
5.
Kebijakan anggaran dapat dilaksanakan dalam
beberapa cara. Sebutkan dan jelaskan satu persatu!
6.
Deskripsikan apa yang dimaksud dengan kebijakan
fiskal!
7.
Sebutkan fungsi utama kebijakan fiskal!
8.
Sebutkan jenis-jenis kebijakan fiskal!
9.
Deskripsikan pengaruh/peranan kebijakan fiskal
(perpajakan), dalam perekonomian suatu negara!
10. Sebutkan perbedaan antara pajak dan subsidi!